Search This Blog

Saturday, 18 January 2014

Helarctus malayanus


               


Beruang madu termasuk famili ursidae dan merupakan jenis paling kecil dari kedelapan jenis beruang yang ada di dunia. Beruang ini adalah fauna khas provinsi Bengkulu sekaligus dipakai sebagai simbol dari provinsi tersebut. Beruang madu juga merupakan maskot dari kota Balikpapan. Beruang madu di Balikpapan dikonservasi di sebuah hutan lindung bernama Hutan Lindung Sungai Wain.
Beruang madu hidup di hutan-hutan primer, hutan sekunder dan sering juga di lahan-lahan pertanian, mereka biasanya berada di pohon pada ketinggian 2 - 7 meter dari tanah, dan suka mematahkan cabang-cabang pohon atau membuatnya melengkung untuk membuat sarang. Habitat beruang madu terdapat di daerah hujan tropis Asia Tenggara.]Penyebarannya terdapat di pulau Borneo,Sumatera,Indocina, Cina Selatan,Burma, serta Semenanjung malaya. Oleh karena itulah jenis ini tidak memerlukan masa hibernasi seperti beruang lain yang tinggal di wilayah empat musim. Beruang madu di masa lalu diketahui tersebar hampir di seluruh benua Asia, namun sekarang menjadi semakin jarang akibat kehilangan dan fragmentasi habitat.


Beruang madu adalah binatang omnivora yang memakan apa saja di hutan. Mereka memakan aneka buah-buahan dan tanaman hutan hujan tropis, termasuk juga tunas tanaman jenis palem. Mereka juga memakan serangga, madu, burung, dan binatang kecil lainnya. Apabila beruang madu memakan buah, biji ditelan utuh, sehingga tidak rusak, setelah buang air besar, biji yang ada di dalam kotoran mulai tumbuh sehingga beruang madu mempunyai peran yang sangat penting sebagai penyebar tumbuhan buah berbiji besar seperti cempedak, durian, lahung, kerantungan dan banyak jenis lain. Pada wilayah yang telah diganggu oleh manusia, mereka akan merusak lahan pertanian, menghancurkan pisang, pepaya atau tanaman kebun lainnya.

Beruang madu aktif di malam hari atau disebut juga dengan makhluk nokturnal, mereka menghabiskan waktu di tanah dan memanjat pepohonan untuk mencari makanan. Kecuali betina dengan anaknya, beruang madu umumnya bersifat soliter.

Beruang madu telah dikategorikan sebagai binatang yang mudah di serang dan terancam kelangsungan hidupnya. Hal ini disebabkan oleh pengerusakan habitat yang berlangsung terus-menerus. Ancaman terbesar bagi beruang madu memang semakin hilangnya habitat yang berupa hutan hujan tropis , termasuk diantaranya fragmentasi hutan dan degradasi hutan yang disebabkan oleh perilaku manusia berupa pembalakan hutan secara liar serta penebangan hutan untuk keperluan perkebunan karet, kelapa sawit serta kopi. Ancaman lain bagi beruang madu adalah adanya perburuan, baik dikawasan perlindungan maupun di luar kawasan perlindungan, bagian tubuh beruang madu seperti katung empedu serta cairannya banyak diperdagangkan secara gelap untuk memenuhi permintaan pasar pengobatan tradisional. Selain itu, konflik yang terjadi antara manusia dengan beruang madu terkait dengan perusakan wilayah pertanian juga merupakan ancaman bagi beruang jenis ini. Bencana alam seperti kebakaran hutan turut memengaruhi kelangsungan hidup beruang madu karena berhubungan erat dengan kelestarian habitat serta ketersediaan makanan. 

Konservasi beruang madu masih sangat jarang dilakukan. Beruang ini telah terdaftar dalam Appendix I of the Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) sejak tahun 1979 yang menyatakan bahwa mereka tidak boleh diburu oleh siapapun. Penelitian lebih lanjut mengenai beruang madu sedang dilakukan, khususnya tentang dasar-dasar biologis, ekologi, serta perilakunya. Konservasi beruang madu perlu difokuskan pada perlindungan terhadap habitat hutan, manajemen yang baik terhadap bidang perlindungan beruang madu, supremasi hukum yang tegas terkait dengan pelanggaran terhadap perlindungan beruang madu, menghentikan perdagangan anggota tubuh beruang, serta mengurangi konflik antara manusia dan beruang madu di wilayah hutan. 

Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Helarctos
Horsfield 1825
Spesies:
H. malayanus
Helarctos malayanus
(Raffles, 1821)
Heliarctus Tilesius, 1850 (unjustified emendation)


Ursus malayanus Raffles, 1821
Helarctos euryspilus Horsfield, 1825
Helarctos malayanus Horsfield, 1825
Helarctos anmamiticus Heude, 1901


Helactus malayanus disingkat Hm digunakan sebagai nama angkatan ke-17 MPKA Rimbawan yang beranggotakan 47 orang :
1.      Yane Suliastuti
2.      Ence Hadi HZ  -  R. 640 Hm
3.      Iwan Budiman
4.      Achmad Deden
5.      Dwinarto Rasyid  -  R. 649 Hm
6.      Aip Rahman Hakim   -  R. 638  Hm
7.      Pipik Kuniasari  -  R. 684 Hm
8.      Tarudin  -  R. 655 Hm
9.      Zaenal Asyikin  -  R. 637 Hm
10.  M. Yusup Saepuloh   -  R. 666 Hm
11.  Eko Budianto
12.  Ervin Saputra
13.  Evi Yuherdiantini
14.  Evan Sandi Maulana
15.  Yayan Heryanto
16.  Widyanto
17.  Engkus Kusmawan  -  R. 661 Hm
18.  Eka Yuliati  -  R. 650 Hm
19.  Sumiyati   -  R. 651 Hm
20.  Agung Lesmono
21.  Guruh kurniawan
22.  Rido Achmad Rosadi
23.  R. Irman Utharman  -  R. 634 Hm
24.  Mia Rusmiaty Saepudin  -  R. 635 Hm
25.  Ade Rohaendi
26.  Asep Supriadi
27.  Tafta Budi Arif
28.  Sugeng Sumiarto  -  R. 802 Hm
29.  Tulus Nurdiana  -  R. 636 Hm
30.  Ucu Titin Mulyani
31.  Odang Sudrajat   -  R. 667 Hm
32.  Fahriza Luth
33.  Dicki Sutisna
34.  Langgeng Susanto
35.  Irma Fatmayanti  -  R. 794 Hm
36.  Bhakti Nugraha   -  R. 659 Hm
37.  Fauzy Andry
38.  Yayat Nur Hidayat.
39.  Hirza Andika Ponta
40.  Resma Nurani   -  R. 648 Hm
41.  Bambang Trisula  -  R. 633 Hm
42.  Arif Budiman  -  R. 654 Hm
43.  Ujang Rohman  -  R. 639 Hm
44.  Ace Sugiri
45.  Anggoro Imam Yunanto
46.  Elly Kuraesin
47.  Thomas Pujianto