Search This Blog

Sunday, 21 October 2012

Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Minggu, 14 Oktober 2012 saya  bersama dua backpacker Junior, 2 jagoan saya, Hazbi (11 thn) dan Karana (7 thn) berkunjung ke Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( Puspa IPTEK) di Padalarang - Bandung. Berangkat dari Kampus Universitas Winayamukti di tanjung sari, sehabis ikut acara syukuran Angkatan Muda MPKA Rimbawan, kami naik bis Damri dari pasar tanjung sari menuju Kebon kelapa. Diujung perjalanan bis damri tersebut, dengan berjalan lumayan jauh ke arah alun-alun kota Bandung kami berganti bis Damri jurusan Alun-alun - Situ Ciburuy/ Padalarang.Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan, kami turun di Gerbang Kota Baru Parahiyangan- tidak tepat di depan Puspa Iptek- Dede Karana berpose di taman dengan pohon palmnya yang rapih dan enak dipandang, lumayan merilexkan badan setelah duduk panjang di dalam bis.


Di Puspa Iptek ini, Ilmu pengetahuan dan teknologi disajikan dengan cara yang menarik, bukan dengan rumus yang panjang atau sulit seperti rumus matematika, kimia atau fisika yang kita pelajari di buku. Apa saja yang hal menarik yang bisa kita dapati disini? Mari kita masuk dengan membeli tiket seharga Rp. 12.000 perorang.

Setelah memasuki gerbang masuk, ada bangunan utama, tetapi kami memilih melihat aneka peragaan teknologi yang berada di gang yang mengitari gedung utama. Berawal dari, 2 buah parabola, dimana kita bisa berbicara dengan lawan bicara kita dijarak yang jauh dengan fasilitas parabola tersebut, ada juga permainan tali yg menguji imajinasi kita akan bentuk, informasi mengenai siklus energi listrik yang berasal dari minyak bumi, dan lain sebagainya.

Setelah mengitari gang tersebut kami mulai mengeksplor macam-macam teknologi yang berada di dalam gedung utama. Disambut oleh patung Albert Einstein di depan pintunya, kami bersemangat masuk untuk mempelajari aneka peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Didalam kami ditemani dan di bimbing oleh kakak giude bernama ka Ilham Zannuary, dia seorang mahasiswa Universitas Padjajaran jurusan Fisika.

Banyak sekali peragaan teknologi disini dan sangat bisa kami pahami karena kami diberi penjelasan oleh kak ilham. Tanpa di bimbing dan diberi penjelasan mungkin kami tidak bisa memahami cara kerja atau makna dari semua peragaan yang ada di sini. 
Menghitung luas bangun dengan bantuan paku
                                                                                    
Badai Pasir
Film Kartun : Dengan memutar silender dan melihat melalui lubang gambar di dalam seperti bergerak

Cermin yang bisa menimbulkan efek seolah-olah kita terbang

Menggambar apa ya Hazbi ini?

Dari sekian banyak peragaan yang ada mana yang menjadi favorit atau yang berkesan bagi kami? 

Bagi Hazbi mungkin pengalaman mengendarai sepeda diatas seutas tali- yang pastinya tali khusus - diatas ketinggian kurang lebih 10 meter atau berada di lantai satu menjadi pengalaman yang sangat mendebarkan dan memacu andrenalin. Walau sempat ragu untuk bergerak dan ingin mengurungkan niat mengendarai sepeda tersebut, tetapi dengan semangat dari adik dan saya akhirnya dia berhasil menaklukan rasa takutnya.

Sepeda gantung, seperti di sirkus
   Yang menyenangkan bagi Dede Karana sepertinya peragaan kepala terpenggal. Dengan adanya pemantulan pada alat peraga, menyebabkan seseorang yang berdiri didepan alat peraga seolah-olah melihat bagian bawah alat peraga tidak tertutup cermin. Oleh karena itu, orang yang masuk ke dalam alat peraga tersebut seolah-olah terlihat tinggal kepalanya saja tanpa badan.

Kepala Terpenggal
  Bagi saya sendiri, yang paling menarik adalah apa yang disebut dengan Wajah Nengok. Sebenarnya ini adalah sebuah topeng, tetapi ketika kita melihatnya dari jarak agak jauh akan seperti wajah orang yang menonjol keluar. Dan yang lebih mengesankan lagi adalah, ketika kita berpindah atau bergeser posisi berdirinya, sang wajah akan mengikuti. Jadi dimana pun posisi kita, disisi kanan, ditengah atau disisi kiri, sang wajah tetap memandang lurus ke arah kita, menakutkan atau menyenangkan????

Wajah Nengok

Sebenarnya anak-anak masih ingin mengulangi berbagai alat peraga yang ada, rasanya kurang puas kalau hanya di lihat dan dipraktekan hanya sekali saja. Tetapi karena perjalanan pulang kami yang jauh dan harus mengejar jadwal keberangkatan bis yang sesuai, maka dengan berat hati harus meninggalkan Puspa Iptek di Padalarang - Bandung ini. Terima kasih buat kakak Ilham atas bantuan dan informasinya.

Kemana perjalan kami selanjutnya?